Sate Bandeng, Kuliner khas Banten
Sate
bandeng merupakan makanan khas Banten dan banyak ditemui di daerah
Serang. Konon makanan olahan dari ikan bandeng ini diperkenalkan oleh
juru masak kerajaan Banten Girang pada abad ke 16 untuk menjamu para
tamu kerajaan. Karena ikan bandeng memiliki banyak duri sehingga akan
menyulitkan saat dikonsumsi, si juru masak tersebut memutar otak agar
bisa menyajikan ikan bandeng dengan cara yang berbeda dan dapat
dikonsumsi tanpa harus kesulitan saat dikonsumsi karena durinya,
sehingga ditemukanlah sate bandeng dan masih populer hingga sekarang.
Sementara itu di beberapa daerah lain ikan bandeng juga menjadi makanan
dan oleh-olah khas daerah tersebut, seperti bandeng duri lunak (bandeng
presto) khas Semarang-Jawa Tengah, bandeng cabut duri khas
Sidoarjo-Jawa Timur, bandeng bakar lumpur khas Brebes-Jawa Tengah.
Sesekali jika berwisata ke daerah Banten, jangan lupa untuk membeli sate
bandeng sebagai oleh-oleh yang banyak dijual di tapal batas antara kota
Serang dan Tangerang. Harga per tusuk sate bandeng sekitar Rp20.000,-
sampai Rp25.000,-. Harga tersebut tidak akan terbilang mahal jika
dibandingnkan dengan rumitnya pembuatan sate bandeng dengan cita rasa
yang
gurih tersebut.
Tidak seperti sate pada umumnya yaitu potongan daging kecil-kecil yang
ditusukkan pada sebilah bambu lalu di bakar dengan bara dan dihidangkan
setelah disiram bumbu sambal kacang atau kecap. Proses pembuatannya
sangat unik, setelah dibersihkan sisiknya, ikan bandeng diremas atau
dipukul-pukul (gepuk) agar dagingnya hancur dan terpisah dari kulit ikan
bandeng yang tebal. Kemudian daging ikan bandeng yang sudah hancur
tersebut dikeluarkan dari kulitnya dengan cara mencabut tulang dari
bagian bawah kepala ikan untuk dibuang duri-duri halusnya dan dicampur
dengan bumbu dan santan kental. Setelah itu daging yang telah bercampur
bumbu tadi dimasukkan kembali kedalam kulit bandeng yang masih utuh
sehingga berbentuk ikan seperti semula lalu ditukkan pada bambu dan
dibakar.
Setelah diolah menjadi sate bandeng, rasa asli ikan bandeng yang menurut
kebanyakan orang bau lumpur menjadi hilang sama sekali dan tergantikan
oleh gurihnya santan kental dan bumbu-bumbu lain seperti ketumbar.
Tersedia pilihan rasa sate bandeng pedas dan biasa. Sate bandeng bisa
disantap dengan nasi tanpa harus menambahkan bumbu sambal seperti sate
lainnya, tetapi jika memang ingin menyantap dengan tambahan sambal,
sambal kecap bisa menjadi pasangan yang cocok untuk sate bandeng.
Tempat-tempat yang di rekomendasikan untuk memperolah sate bandeng di daerah Serang antara lain:
- Rumah Makan Langganan Anda, Jln. Komplek PDAM No.86 Serang
- Warung Sate Bandeng Sempurna, Jln. A. Yani, seberang Rumah Sakit Cempaka, Serang
- Sate Bandeng Ibu Aliyah, Jl. Sam'un Bakrie RT1/01, Lopang Gede, Serang 0254-206129
Sekilas tentang ikan bandeng
Ikan bandeng memiliki kandungan omega-3 sebesar 14.2%. Menurut
penelitian oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Mutu Perikanan tahun
1996 kandungan omega-3 pada ikan bandeng lebih tinggi jika dibandingkan
dengan ikan salmon (2.6%), tuna (0.2%), atau juga ikan sarden dan
mackerel (3.9%). Ikan bandeng juga merupakan ikan dengan kandungan
protein tinggi, yaitu sebesar 20.38%, sehingga ikan bandeng ini
digolongkan dalam daftar makanan bergizi.
Setelah mengetahui sejarah sate bandeng, proses pembuatan serata
kandungan gizinya yang tinggi, jangan ragu lagi untuk menyantapnya.
Dengan menjadikan sate bandeng sebagai oleh-oleh setelah berwisata ke
daerah Banten yang terkenal dengan wisata pantainya di daerah Anyer, dan
situs sejarah kerajaan islam Banten Giirang pada abad ke 16, kita telah
turut melestarikan makanan asli Indonesia yang sudah ada sejak zaman
mulai masuknya agama islam di Indonesia dan zaman penjajahan Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar