Sabtu, 03 Mei 2014

Sate Bandeng, Kuliner khas Banten

Sate bandeng merupakan makanan khas Banten dan banyak ditemui di daerah Serang. Konon makanan olahan dari ikan bandeng ini diperkenalkan oleh juru masak kerajaan Banten Girang pada abad ke 16 untuk menjamu para tamu kerajaan. Karena ikan bandeng memiliki banyak duri sehingga akan menyulitkan saat dikonsumsi, si juru masak tersebut memutar otak agar bisa menyajikan ikan bandeng dengan cara yang berbeda dan dapat dikonsumsi tanpa harus kesulitan saat dikonsumsi karena durinya, sehingga ditemukanlah sate bandeng dan masih populer hingga sekarang. Sementara itu di beberapa daerah lain ikan bandeng juga menjadi makanan dan oleh-olah khas daerah tersebut, seperti bandeng duri lunak (bandeng presto) khas Semarang-Jawa Tengah, bandeng cabut duri khas Sidoarjo-Jawa Timur, bandeng bakar lumpur khas Brebes-Jawa Tengah.

Sesekali jika berwisata ke daerah Banten, jangan lupa untuk membeli sate bandeng sebagai oleh-oleh yang banyak dijual di tapal batas antara kota Serang dan Tangerang. Harga per tusuk sate bandeng sekitar Rp20.000,- sampai Rp25.000,-. Harga tersebut tidak akan terbilang mahal jika dibandingnkan dengan rumitnya pembuatan sate bandeng dengan cita rasa yang
gurih tersebut.

Tidak seperti sate pada umumnya yaitu potongan daging kecil-kecil yang ditusukkan pada sebilah bambu lalu di bakar dengan bara dan dihidangkan setelah disiram bumbu sambal kacang atau kecap. Proses pembuatannya sangat unik, setelah dibersihkan sisiknya, ikan bandeng diremas atau dipukul-pukul (gepuk) agar dagingnya hancur dan terpisah dari kulit ikan bandeng yang tebal. Kemudian daging ikan bandeng yang sudah hancur tersebut dikeluarkan dari kulitnya dengan cara mencabut tulang dari bagian bawah kepala ikan untuk dibuang duri-duri halusnya dan dicampur dengan bumbu dan santan kental. Setelah itu daging yang telah bercampur bumbu tadi dimasukkan kembali kedalam kulit bandeng yang masih utuh sehingga berbentuk ikan seperti semula lalu ditukkan pada bambu dan dibakar.

Setelah diolah menjadi sate bandeng, rasa asli ikan bandeng yang menurut kebanyakan orang bau lumpur menjadi hilang sama sekali dan tergantikan oleh gurihnya santan kental dan bumbu-bumbu lain seperti ketumbar. Tersedia pilihan rasa sate bandeng pedas dan biasa. Sate bandeng bisa disantap dengan nasi tanpa harus menambahkan bumbu sambal seperti sate lainnya, tetapi jika memang ingin menyantap dengan tambahan sambal, sambal kecap bisa menjadi pasangan yang cocok untuk sate bandeng.

Tempat-tempat yang di rekomendasikan untuk memperolah sate bandeng di daerah Serang antara lain:
  • Rumah Makan Langganan Anda, Jln. Komplek PDAM No.86 Serang
  • Warung Sate Bandeng Sempurna, Jln. A. Yani, seberang Rumah Sakit Cempaka, Serang
  • Sate Bandeng Ibu Aliyah, Jl. Sam'un Bakrie RT1/01, Lopang Gede, Serang 0254-206129
Sekilas tentang ikan bandeng
Ikan bandeng memiliki kandungan omega-3 sebesar 14.2%. Menurut penelitian oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Mutu Perikanan tahun 1996 kandungan omega-3 pada ikan bandeng lebih tinggi jika dibandingkan dengan ikan salmon (2.6%), tuna (0.2%), atau juga ikan sarden dan mackerel (3.9%). Ikan bandeng juga merupakan ikan dengan kandungan protein tinggi, yaitu sebesar 20.38%, sehingga ikan bandeng ini digolongkan dalam daftar makanan bergizi.

Setelah mengetahui sejarah sate bandeng, proses pembuatan serata kandungan gizinya yang tinggi, jangan ragu lagi untuk menyantapnya. Dengan menjadikan sate bandeng sebagai oleh-oleh setelah berwisata ke daerah Banten yang terkenal dengan wisata pantainya di daerah Anyer, dan situs sejarah kerajaan islam Banten Giirang pada abad ke 16, kita telah turut melestarikan makanan asli Indonesia yang sudah ada sejak zaman mulai masuknya agama islam di Indonesia dan zaman penjajahan Belanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar